Kementerian Agama (Kemenag) telah memprogramkan sejumlah masjid yang ramah anak dan balita. Agar berhasil menjalankan program kebijakan tersebut, Kemenag bakal menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kementerian Agama, Moh. Agus Salim mengatakan program tersebut menjadi bagian dari 8 program kerjasama bidang kemasjidan. Dia menunjuk adanya masjid ramah anak di Bontang Kalimantan Timur. Sebab di masjid tersebut terdapat ruangan khusus dan fasilitas bermain untuk anak, perpustakaan, dan sarana edukatif lainnya.
Dia yakin, dengan adanya beragam fasilitas bagi anak-anak, menjadi bagian menarik ketertarikan untuk datang ke masjid. Masjid mesti dibuat menjadi ramah dengan anak. Membiasakan anak ke masjid menjadi nilai positif bagi perkembangan spritual anak.
“Ketika saya melihat masjid di Bontang Kalimantan Timur itu, anak-anak datang ke masjid bersama orang tuanya. Mereka ke ruang khusus tadi. Mereka bisa sambil melihat aktivitas orang tuanya di dalam masjid,” ujarnya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Horison Grand Serpong, Tangerang Selatan, Kamis, (18/02) kemarin.
Sementara Direktorat Urusan Agama dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, menjajaki kerja sama dengan Yayasan Masjid Nusantara (YMN) untuk pembangunan, renovasi, pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana masjid dan mushala.
Di tempat yang sama, Direktur YMN Pras Purworo menegaskan, pihaknya telah membangun 118 masjid dan merenovasi 476 masjid sejak 2012 silam. Dia menilai banyak sudah masjid di perkotaan dalam kondisi bagus. Berbeda halnya di daerah terpencil, keberadaan masjid yang kokoh dan nyaman masih harus diupayakan.
Empat Program utama
Pras menambahkan, pihaknya memiliki empat program utama di bidang kemasjidan. Pertama, program Masjidku Kokoh. Yakni berupa pembangunan dan renovasi masjid. Program tersebut dilakukan ketika adanya masjid rusak akibat bencana alam.
Kedua, Masjidku Nyaman. Program ini menjadi salah satu sarana penunjang kenyamanan dalam beribadah. Dia mengatakan, pihaknya memberikan karpet, Al-Qur’an, toilet dan tempat wudhu yang bersih, alat shalat, dan sound system.
Ketiga, Masjidku Makmur. Program ini berupa pemakmuran masjid melalui kegiatan-kegiatan. Keempat, adalah Mobile Masjid. Dia pun berharap ke depan dapat berkolaborasi dengan Kemenag terkait dengan sinergi data, peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) serta pembangunan masjid di pedalaman Nusantara,” ujarnya.
Sementara Agus Salim merespon, Kemenag tidak bisa bekerja sendirian. Karenanya Kemenag butuh sinergi dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengelola dan mengembangkan sarana prasarana masjid.